Monthly Archives: November 2011

Nasehat HABIB-HABIB WAHABI kepada HABIB-HABIB SUFI+ SYI’AH

Oleh : Ustadz Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja

Sungguh merupakan suatu kemuliaan tatkala seseorang ternyata termasuk Ahlul Bait, tatkala seseorang merupakan cucu dan keturunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, menjadi keturunan orang yang paling mulia yang pernah ada di atas muka bumi.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan kita untuk memperhatikan para Ahlul Bait. Kita sebagai seorang ahlus sunnah, bahkan sebagai seorang muslim harus menghormati keturunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jika keturunan Nabi tersebut adalah orang yang bertakwa.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

وأهلُ بَيتِي، أُذكِّرُكم اللهَ في أهل بيتِي، أُذكِّرُكم اللهَ في أهل بيتِي، أُذكِّرُكم اللهَ في أهل بيتِي

“Dan keluargaku, aku mengingatkan kalian kepada Allah tentang ahlu baiti (keluargaku), aku mengingatkan kalian kepada Allah tentang keluargaku, aku mengingatkan kalian kepada Allah tentang ahlu baiti keluargaku” (HR Muslim no 2408)

Yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk bertakwa kepada Allah dalam memperhatikan hak-hak Ahlul Bait, dan memerintahkan kita untuk menghormati mereka. Hal ini menunjukkan bahwa Ahlul Bait memiliki manzilah dalam Islam.

Abu Bakar radhiallahu ‘anhu pernah berkata kepada Ali bin Abi Thholib :

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَرَابَةُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أحبُّ إليَّ أنْ أَصِلَ من قرابَتِي

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh kerabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih aku sukai untuk aku sambung (silaturahmi) daripada kerabatku sendiri” (HR Al-Bukhari no 3711)

Sungguh begitu bahagianya tatkala saya bertemu dengan cucu-cucu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di Kota Nabi shallallahu yang tegar dan menyerukan sunnah Nabi dan memerangi kesyirikan dan kebid’ahan. Begitu bahagianya saya tatkala sempat kuliah di Unversitas Islam Madinah program jenjang Strata 1 selama 4 tahun (tahun 2002 – 2006) di fakultas Hadits yang pada waktu itu dekan kuliah hadits adalah Doktor Husain Syariif al-‘Abdali yang merupakan Ahlul Bait…yang menegakkan sunnah-sunnah leluhurnya dan memberantas bid’ah yang tidak pernah diserukan oleh leluhurnya. Alhamdulillah hingga saat artikel in ditulis beliau masih menjabat sebagai Dekan Fakultas Hadits.

Akan tetapi merupakan perkara yang sangat menyedihkan tatkala saya mendapati sebagian ahlul bait yang menjadi pendukung bid’ah…pendukung aqidah dan amalan yang tidak pernah diserukan oleh Leluhur mereka habibuna Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan betapa banyak orang syi’ah Rofidoh yang mengaku-ngaku sebagai cucu-cucu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan mereka mengkafirkan ahlul bait yang sangat dicintai oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu istri beliau ‘Aisyah radhiallahu ‘anhaa. Demikian juga mereka mengkafirkan lelaki yang paling dicintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu Abu Bakar radhiallahu ‘anhu. Wallahul Musta’aan…

Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah terhadap Ahlul Bait adalah sikap tengah antara sikap berlebih-lebihan (ghuluw) dan sikap kurang/keras kepada Ahlul Bait.

Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengenal keutamaan orang yang menggabungkan antara keutamaan takwa dan kemuliaan nasab.

Maka barangsiapa diantara Ahlul Bait yang merupakan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maka Ahlus Sunnah mencintainya karena tiga perkara, karena sebagai sahabat Nabi, karena ketakwaannya dan karena kekerabatannya dengan Nabi.

Barangsiapa diantara Ahlul Bait yang bukan merupakan sahabat akan tetapi bertakwa maka Ahlus Sunnah mencintainya karena dua perkara, karena ketakwaannya dan karena kekerabatannya.

Ahlus Sunnah meyakini bahwa kemuliaan nasab mengikuti kemuliaan takwa dan iman.

Adapun barangsiapa diantara Ahlul Bait yang tidak bertakwa maka kemuliaan nasabnya tidak akan memberi manfaat baginya. Allah telah berfirman :

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu (QS Al-Hujuroot : 13).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ

“Barang siapa yang amalannya memperlambatnya maka nasabnya tidak akan bisa mempercepatnya” (HR Muslim no 2699)

Al-Imam An-Nawawi mengomentari hadits ini :

مَعْنَاهُ مَنْ كَانَ عَمَلُهُ نَاقِصًا لَمْ يُلْحِقْهُ بِمَرْتَبَةِ أَصْحَابِ الأَعْمَالِ فَيَنْبَغِى أَنْ لاَ يَتَّكِلَ عَلَى شَرَفِ النَّسَبِ وَفَضِيْلَةِ الآبَاءِ وَيُقَصِّرُ فِى الْعَمَلِ

“Makna hadits ini yaitu barang siapa yang amalnya kurang maka nasabnya tidak akan membuatnya sampai pada kedudukan orang-orang yang beramal, maka seyogyanya agar ia tidak bersandar kepada kemuliaan nasabnya dan keutamaan leluhurnya lalu kurang dalam beramal” (Al-Minhaaj Syarh Shahih Muslim 17/22-23)

Ibnu Rojab Al-Hanbali berkata :

فَمَنْ أَبْطَأَ بِهِ عَمَلُهُ أَنْ يَبْلُغَ بِهِ الْمَنَازِلَ الْعَالِيَةَ عِنْدَ اللهِ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ فَيُبَلِّغُهُ تِلْكَ الدَّرَجَاتِ، فَإِنَّ الله تَعَالَى رَتَّبَ الْجَزَاءَ عَلَى الأَعْمَالِ لاَ عَلَى الأَنْسَابِ كَمَا قَالَ تَعَالَى فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّوْرِ فَلاَ أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلاَ يَتَسَاءَلُوْنَ

“Barangsiapa yang amalnya lambat dalam mencapai derajat yang tinggi di sisi Allah maka nasabnya tidak akan mempercepat dia untuk mencapai derajat yang tinggi tersebut. Karena Allah memberi ganjaran/balasan atas amalan dan bukan atas nasab sebagaimana firman Allah

فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلا يَتَسَاءَلُونَ (١٠١)

“Apabila sangkakala ditiup Maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya” (QS Al-Mukminun : 101)” (Jaami al-‘Uluum wa al-Hikam hal 652)

Ibnu Rojab berkata selanjutnya:

“Dan dalam Musnad (*Ahmad) dari Mu’adz bin Jabal bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala mengutus beliau ke negeri Yaman maka Nabi keluar bersama beliau sambil memberi wasiat kepada beliau, lalu Nabi berpaling dan menghadap ke kota Madinah dengan wajahnya dan berkata :

إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِي الْمُتَّقُوْنَ، مَنْ كَانُوْا حَيْثُ كَانُوْا

“Sesungguhnya orang-orang yang paling dekat dengan aku adalah orang-orang yang bertakwa, siapa saja mereka dan di mana saja mereka” (*HR Ahmad no 22052)

Dan At-Thobroni mengeluarkan hadits ini dengan tambahan :

إِنَّ أَهْلَ بَيْتِي هَؤُلاَءِ يَرَوْنَ أَنَّهُمْ أَوْلَى النَّاسِ بِي وَلَيْسَ كَذَلِكَ، إِنَّ أَوْلِيَائِي مِنْكُمُ الْمُتَّقُوْنَ مَنْ كَانُوْا وَحَيْثُ كَانُوْا

“Sesungguhnya Ahlul Bait mereka memandang bahwasanya mereka adalah orang yang paling dekat denganku, dan perkaranya tidak demikian, sesungguhnya para wali-waliku dari kalian adalah orang-orang yang bertakwa, siapapun mereka dan di manapun mereka” (*HR At-Thobroni 20/120 dan Ibnu Hibbaan dalam shahihnya no 647. Al-Haitsaimy dalam Majma’ Az-Zawaid (10/400) berkata : Isnadnya jayyid (baik), demikian juga Syu’aib Al-Arnauuth berkata : Isnadnya kuat)

Dan semua ini didukung oleh sebuah hadits yang terdapat di Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim dari ‘Amr bin Al-‘Aash bahwasanya beliau mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ آلَ أَبِي فُلاَنٍ لَيْسُوْا لِي بِأَوْلِيَاءِ وَإِنَّمَا وَلِيِّي اللهُ وَصَالِحُو الْمُؤْمِنِيْنَ

“Sesungguhnya keluarga ayahku –yaitu si fulan- bukanlah para waliku, dan hanyalah para waliku adalah Allah, dan orang-orang mukmin yang sholih” (*HR Al-Bukhari no 5990 dan Muslim no 215)

Rasulullah memberi isyarat bahwa walaa’ kepada beliau tidak diperoleh dengan nasab meskipun dekat nasabnya, akan tetapi diperoleh dengan keimanan dan amalan sholeh. Maka barangsiapa yang imannya dan amalannya semakin sempurna maka walaa’nya semakin besar kepada Nabi, sama saja apakah ia memiliki nasab yang dekat dengan Nabi ataukah tidak. Dan dalam penjelasan ini seorang (penyair) berkata :

لعمرُك ما الإنسانُ إلَّا بِدِيْنِهِ فَلاَ تَتْرُكِ التَّقْوَى اتِّكالاً عَلَى النَّسَبِ

لَقَدْ رَفَعَ الإِسْلاَمُ سَلْمَانَ فَارِسٍ وَقَدْ وَضَعَ الشِّرْكُ النَّسِيبَ أبا لَهَبِ

“Tidaklah seseorang (bernilai) kecuali dengan agamanya

Maka janganlah engkau meninggalkan ketakwaan dan bersandar kepada nasab

Sungguh Islam telah mengangkat Salman Al-Farisi (*yang bukan orang arab)

Dan kesyirikan telah merendahkan orang yang bernasab tinggi si Abu Lahab”.

(Demikian perkataan ibnu Rojab, Jaami’ al-‘Uluum wa al-Hikam, hal 653-654, Syarah hadits ke 36)

Al-Imam An-Nawawi mengomentari hadits di atas:

ومعناه إِنما وليي من كان صالحا وإِن بَعُدَ نَسَبُه مِنِّي وليس وليي من كان غير صالح وان كان نسبه قريبا

“Dan maknanya adalah : Yang menjadi Waliku hanyalah orang yang sholeh meskipun nasabnya jauh dariku, dan tidaklah termasuk waliku orang yang tidak sholih meskipun nasabnya dekat” (Al-Minhaaj Syarh Shahih Muslim 3/87)

Sungguh sangat menyedihkan ternyata di tanah air Indonesia ada sebagian Ahlul Bait yang menjadi pendukung bid’ah dan aqidah yang menyimpang. Sehingga sebagian masyarakat muslim Indonesia langsung tertarik dengan dakwah yang diserukannya. Bahkan sebagian masyarakat Indonesia menyangka bahwa apa saja yang dibawa dan didakwahkan olehnya itulah kebenaran.

Padahal di sana masih banyak Ahlul Bait (para Habib) yang menyeru kepada sunnah Nabi dan memerangi bid’ah.

Oleh karenanya pada artikel ini saya ingin menjelaskan kepada para pembaca bahwasanya para Habib bukan hanya mereka-mereka yang menyeru pada acara bid’ah (habib-habib sufi) atau mereka-mereka yang menyeru kepada kekufuran (seperti habib-habib syi’ah rofidhoh) akan tetapi masih banyak habib-habib yang menyeru kepada tauhid dan sunnah serta memerangi kesyirikan dan bid’ah.

HABIB-HABIB MENOLAK MAULID

Berikut ini nasehat yang datang dari lubuk hati yang paling dalam yang ditulis oleh para habib wahabi kepada para habib yang gemar melaksanakan perayaan maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Segala puji bagi Allah penguasa alam semesta, Yang Maha pemberi petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki dari para hambaNya kepada jalan yang lurus. Sholawat dan salam tercurahkan kepada manusia tersuci yang telah diutus sebagai rahmat untuk alam dan juga tercurahkan kepada keluarganya serta seluruh para sahabatnya.

Kemudian daripada itu, di antara Prinsip-prinsip yang agung yang berpadu di atasnya hati-hati para ulama dan kaum Mukminin adalah meyakini (mengimani) bahwa petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah petunjuk yang paling sempurna, dan syari’at yang beliau bawa adalah syari’at yang paling sempurna, Allah Ta’ala berfirman:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا (٣)

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu. (QS. Al maidah:3)

Dan meyakini (mengimani) bahwa mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan agama yang dipanuti oleh seorang muslim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Tidak sempurna iman salah seorang di antara kamu sehingga aku lebih dia cintai dari ayahnya, anaknya, dan semua manusia. (HR. al-Bukhari & Muslim)

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah penutup para nabi, Imam orang-orang yang bertaqwa, Pemimpin anak-cucu Adam, Imam Para Nabi jika mereka dikumpulkan, dan Khatib mereka jika mereka diutus, si Pemilik al-Maqoom al-Mahmuud dan Telaga yang akan dihampiri, Pemilik bendera pujian, pemberi syafa’at manusia pada hari kiamat, Pemilik al-Washiilah dan al-Fadhiilah. Allah telah mengutusnya dengan membawa kitab suci yang terbaik, dan Allah telah memberikan kepadanya syari’at yang terbaik, dan Allah menjadikan umatnya sebagai umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, Allah Ta’ala berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا (٢١)

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. al-Ahzab: 21)

Dan di antara kecintaan kepada beliau adalah mencintai keluarga beliau (Ahlul Bait), Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Aku mengingatkan kalian kepada Allah pada Ahlu Bait (keluarga)ku. (HR. Muslim).

Maka wajib bagi keluarga Rasulullah (Ahlul Bait) untuk menjadi orang yang paling yang mulia dalam mengikuti Sunnah Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam, paling meneladani petunjuknya, dan wajib atas mereka untuk merealisasikan cinta yang sebenarnya (terhadap beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, red.), serta menjadi manusia yang paling menjauhi hawa nafsu. Karena Syari’at datang untuk menyelisihi penyeru hawa nafsu, Allah Ta’ala berfirman:

فَلا وَرَبِّكَ لا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا (٦٥)

Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (QS. An-Nisa’: 65)

Kecintaan yang hakiki pastilah akan malazimkan Ittiba’ yang benar. Allah Ta’ala berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٣١)

Katakanlah:”Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali ‘Imran: 31)

Seseorang bukan hanya sekedar berafiliasi kepada beliau secara nasab sudah cukup untuk menjadikannya sesuai dengan kebenaran dalam segala perkara yang tidak mungkin untuk disalahkan atau berpaling darinya.

Dan di antara fenomena yang menyakitkan hati seseorang yang diterangi oleh Allah Ta’ala pandangannya dengan cahaya ilmu, dan mengisi hatinya dengan cinta dan kasih sayang kepada keluarga NabiNya (ahlul bait), khususya jika dia termasuk Ahlul Bait, dari keturunan beliau yang mulia : Adalah terlibatnya sebagian anak-cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang mulia (Ahlul Bait/Habaib) dalam berbagai macam penyimpangan syari’at, dan pengagungan mereka terhadap syi’ar-syi’ar yang tidak pernah dibawa oleh al-Habib al-Mushtafa Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dan di antara syi’ar-syi’ar yang diagungkan yang tidak berdasarkan petunjuk moyang kami Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut adalah bid’ah peringatan Maulid Nabi dengan dalih cinta. Dan ini merupakan sebuah penyimpangan terhadap prinsip yang agung ini (*yaitu sempurnanya syari’at dan petunjuk Nabi), dan tidak sesuai dengan Maqasidu asy-Syari’at yang suci yang telah menjadikan ittiba’ (mengikuti) Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai standar utama yang dijadikan rujukan oleh seluruh manusia dalam segala sikap dan perbuatan (ibadah) mereka.

Karena kecintaan kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengharuskan ittiba’ (mengikuti) beliau Shallalllahu ‘alaihi wasallam secara lahir dan batin. Dan tidak ada pertentangan antara mencintai beliau dengan mengikuti beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, bahkan ittiba’ (mengikuti) beliau merupakan landasan kecintaan kepadanya. Dan orang-orang yang mengikuti beliau secara benar (Ahlul ittiba’) adalah mereka yang meneladani sunnahnya, menapak tilas petunjuknya, membaca sirah (perjalanan hidup)nya, mengharumi majelis-majelis mereka dengan pujian-pujian terhadapnya tanpa membatasi pada hari tertentu, dan tanpa sikap berlebihan dalam menyifatinya serta menentukan tata cara yang tidak berdasar dalam syari’at Islam.

Dan di antara yang membuat perayaan tersebut sangat jauh dari petunjuk Nabi adalah sikap berlebih-lebihan (pengkultusan) kepada beliau dengan perkara-perkara yang beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri tidak mengizinkannya dan tidak meridho dengan hal itu. Sebagian sikap berlebih-lebihan tersebut dibangun di atas Hadits-hadits yang bathil dan aqidah-aqidah yang rusak. Telah valid dari Rasulullahu shallallahu ‘alaihi wasallam pengingkaran terhadap sikap-sikap yang berlebihan seperti ini, dengan sabdanya:

Janganlah kalian berlebih-lebihan kepadaku seperti orang-orang nasrani yang berlebih-lebihan terhadap putra maryam. (HR. al-Bukhari)

Maka bagaimana dengan faktanya, sebagian majelis dan puji-pujian dipenuhi dengan lafazh-lafazh bid’ah, dan istighatsah-istighatsah syirik.

Dan perayaan Maulid Nabi merupakan amalan/perbuatan yang tidak pernah dilakukan dan diperintahkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, dan tidak pernah pula dilakukan oleh seorangpun dari kalangan Ahlul Bait yang mulia, seperti ‘Ali bin Abi Thalib, Hasan dan Husein, Ali Zainal Abidin, Ja’far ash-Shadiq, serta tidak pernah pula diamalkan oleh para Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam –Radhiyallahu ‘anhum ajma’in—begitu pula tidak pernah diamalkan oleh seorang pun dari para tabi’in dan para pengikut tabi’in, dan tidak pula Imam Madzhab yang empat, serta tidak seorangpun dari kaum muslimin pada periode-periode pertama yang dimuliakan.

Jika ini tidak dikatakan bid’ah, lalu apa bid’ah itu sebenarnya? Dan Bagaimana pula apabila mereka bersenandung dengan memainkan rebana?, dan terkadang dilakukan di dalam masjid-masjid? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan -tentang acara seperti ini dan yang semisalnya- suatu perkataan sebagai pemutus yang tidak ada pengecualian di dalamnya: “Semua bid’ah itu sesat”. (HR. Muslim).

Wahai Tuan-tuan Yang terhormat! Wahai sebaik-baiknya keturunan di muka bumi, sesungguhnya kemulian Asal usul dan nasab merupakan kemulian yang diikuti dengan taklif (pembebanan), yakni melaksanakan sunnah Rasululullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan berusaha untuk menyempurnakan amanahnya setelah sepeninggalnya, dengan menjaga agama, menyebarkan dakwah yang dibawanya.

Dan sikap seseorang yang mengikuti apa yang tidak dibolehkan oleh syari’at tidak mendatangkan kebenaran sedikitpun, dan merupakan amalan yang ditolak oleh Allah Ta’ala, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

Barangsiapa mengada-adakan sesuatu yang baru di dalam urusan (agama) kami ini yang bukan termasuk di dalamnya, maka ia tertolak. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Waspadalah dan bertakwalah kalian kepada Allah, wahai para Ahlu bait Nabi!, Jangan kalian diperdayakan oleh kesalahan orang yang melakukan kesalahan, dan kesesatan orang yang sesat, sehingga kalian menjadi para pemimpin di luar garis petunjuk! Demi Allah, tidak seorangpun di muka bumi ini lebih kami inginkan untuk mendapatkan hidayah daripada kalian, karena kedekatan kekerabatan kalian dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Ini merupakan seruan dari hati-hati yang mencintai dan menginginkan kebaikan bagi kalian, dan menyeru kalian untuk selalu mengikuti sunnah leluhur kalian (*Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) dengan meninggalkan bid’ah maulid ini dan seluruh amalan yang tidak diketahui oleh seseorang dengan yakin bahwa itu merupakan sunnah dan agama yang dibawanya, maka bersegeralah dan bersegeralah, Karena : Barang siapa yang lambat dalam amalnya, niscaya nasabnya tidak akan mempercepat amalnya tersebut. (HR. Muslim).

Yang menanda tangani Risalah di atas yaitu:

1. Habib Syaikh Abu Bakar bin Haddar al-Haddar (Ketua Yayasan Sosial Adhdhamir al-Khairiyah di Tariim)

2. Habib Syaikh Aiman bin Salim al-‘Aththos (Guru Ilmu Syari’ah di SMP dan Khatib di Abu ‘Uraisy)

3. Habib Syaikh Hasan bin Ali al-Bar (Dosen Kebudayaan Islam Fakultas Teknologi di Damam dan Imam serta khatib di Zhahran.

4. Habib Syaikh Husain bin Alawi al-Habsyi (Bendahara Umum ‘Muntada al-Ghail ats-Tsaqafi al-Ijtima’I di Ghail Bawazir)

5. Habib Syaikh Shalih bin Bukhait Maula ad-Duwailah (Pembimbing al-Maktab at-Ta’awuni Li ad-Da’wah wal Irsyad wa Taujih al-Jaliyat, dan Imam serta Khatib di Kharj).

6. Habib Syaikh Abdullah bin Faishal al-Ahdal (Ketua Yayasan ar-Rahmah al-Khairiyah, dan Imam serta Khatib Jami’ ar-Rahmah di Syahr).

7. Habib Syaikh DR. ‘Ishom bin Hasyim al-Jufri (Ustadz Musaa’id Fakultas Syari’ah Jurusan Ekonomi Islam di Universitas Ummu al-Qurra’, Imam dan Khotib di Mekkah).

8. Habib Syaikh ‘Alawi bin Abdul Qadir as-Segaf (Pembina Umum Mauqi’ ad-Durar )

9. Habib Syaikh Muhammad bin Abdullah al-Maqdi (Pembina Umum Mauqi’ ash-Shufiyah, Imam dan Khotib di Damam).

10. Habib Syaikh Muhammad bin Muhsi al-Baiti (Ketua Yayasan al-Fajri al-Khoiriyah, Imam dan Khotib Jami’ ar-Rahman di al-Mukala).

11. Habib Syaikh Muhammad Sami bin Abdullah Syihab (Dosen di LIPIA Jakarta)

12. Habib Syaikh DR. Hasyim bin ‘Ali al-Ahdal (Prof di Universitas Ummul Qurra’ di Mekkah al-Mukarramah Pondok Ta’limu al-Lughah al-‘Arabiyah Li Ghairi an-Nathiqin Biha)

Sumber: (http://www.islammemo.cc/akhbar/arab/2009/03/08/78397.html), atau di (http://www.islamfeqh.com/News/NewsItem.aspx?NewsItemID=1002), atau di (http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=164925)

Sepak Terjang Para Habib Memberantas Syirik dan Bid’ah

Untuk lebih mengenal sepak terjang para Habib wahabi yang getol membela sunnah leluhur mereka dan memerangi bid’ah yang tidak pernah diajarkan oleh leluhur mereka, maka kami sangat berharap kepada para pembaca sekalian untuk mengunjungi website-website berikut ini:

Pertama : http://www.dorar.net , sebuah website yang dimiliki dan dikelola oleh Habib ‘Alawi bin ‘Abdil Qoodir As-Saqqoof. Dalam web ini para pembaca bisa melihat sepak terjang beliau dalam berdakwah di atas manhaj salaf dan memberantas bid’ah.

Bahkan dalam website beliau ada penjelasan tentang bahwa nasab As-Syaikh Abdul Qoodir Al-Jailaani dan juga As-Syaikh Ahmad Ar-Rifaa’i bukanlah termasuk Ahlul Bait. Karena dalam rangka melariskan pemahaman yang sesat maka kaum sufi menisbahkan kedua Syaikh ini kepada Ahlul Bait. (silahkan lihat : http://www.dorar.net/enc/firq/2400)

Kedua : http://www.alsoufia.com, website ini dimiliki dan dikelola Habib Muhammad bin Abdillah Al-Maqdiy. Dalam web ini sangat nampak bagaimana usaha Habib Muhammad Al-Maqdy untuk membantah bid’ah sufi.

Ketiga : alalbayt.com, dalam web ini juga para pembaca yang budiman bisa melihat betapa banyak Ahlul Bait yang berjuang membela sunnah leluhur mereka dan memberantas ajaran baru (bid’ah) yang tidak pernah dilakukan oleh leluhur mereka. Bahkan para pembaca akan dapati bagaimana Ahlul Bait wahabi membantah Ahlul Bait Sufi dan Ahlul Bait Syi’ah

Demikian juga kami sangat berharap para pembaca untuk menelaah kitab-kitab berikut yang ditulis oleh para habib wahabi untuk membantah para habib sufi.

Pertama : kitab نسيم حاجر في تأكيد قولي عن مذهب المهاجر, karya Mufti Hadromaut Habib Al-‘Allaamah Abdurrohman bin Abdillah As-Saqqoof (wafat tahun 1375 H), yang kitab ini sungguh menggoncang para sufi di kita Hadromaut di Yaman. Silahkan mendownloadnya di (http://www.soufia-h.com/soufia-h/book/naseem-hajer.rar). Adapun resensi buku ini bisa dilihat di (http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=171629)

Kedua : Kitab التصوف بين التمكين والمواجهة, karya Habib Muhammad bin Abdillah Al-Maqdi. Silahkan mendownload kitab tersebut di (http://d1.islamhouse.com/data/ar/ih_books/single3/ar_altasouf_bain_altamkeen.pdf),

Ketiga : Kitab إلى أين أيها الحبيب الجفري؟, ini adalah kitab karya Habib Doktor Kholduun Makkiy Al-Hasaniy yang disusun untuk membantah Habib Ali Al-Jufri. Kitab ini sangat penting dan memiliki keterkaitan dengan Habib Munzir. Karena Habib Ali Al-Jufri dan Habib Munzir sama-sama berguru kepada guru yang sama yaitu Habib Umar bin Hafiizh, yang Habib Umar bin Hafiiz inilah yang pernah dihadirkan oleh Habib Munzir di Jakarta dan digelari sebagai Al-Musnid.

Habib Umar bin Hafiz inilah yang memberi kata pengantar bagi kitab Muridnya Habib Al-Jufri yang berjudul معالم السلوك للمرأة المسلمة yang telah dibantah oleh Habib Doktor Kholduun Makky Al-Hasaniy.

Habib Doktor Kholduun Makky Al-Hasaniy berkata di pengantar kitabnya tersebut :

“Dan gurunya Habib Umar bin Hafiizh telah memberikan kata pengantar terhadap buku ini, ia telah memuji kitab dan penulisnya (Habib Ali Al-Jufri) dengan pujian yang sangat tinggi. Bahkan sang guru telah meny bisa dilaporin ke Maktab Daimi Rabitah Alawiyah atau ke Naqabatul Asyraf Al Kubra (lembaga di Indonesia yang mencatat keluarga Habaib, istilahnya kantor catatan sipilnya Habaib)untuk dicek bener kagak orang itu habib/syarifah. Cuma masyarakat kita kebanyakan kagak kritis, pokoknya asal liat orang Arab/mirip Arab dateng ke majelis pake jubah, sorban ama riddah langsung deh pade hormat.Ada orang di suatu forum diskusi cerita: dia punya teman mirip arab, suatu hari temennya iseng dateng ke suatu majelis seorang habib pake pakaian arab (jubah), begitu liat tuh orang langsung jamaah pada rebutan nyium tangan tuh orang, padahal kata dia temennya itu baru pertama kali datang ke ntu majelis hehe
Reply | Reply with quote | Quote

# Keluargaku habaib 2011-11-24 00:41
Mantab sekali pembahasannya Ustadz.. Dengan mengetahui adanya habaib habaib yang mengikuti sunnah semoga bisa membuka mata pikiran dan telinga habaib habaib yang bid’ah karena sangat sulit menashihati para habaib yang sudah merasa diatas angin ini; omongan orang selain dari mereka tidak akan dianggap…

Allahumma inna Nas alukal hudaa wattuqoo wal afafa wal ghinaa
Reply | Reply with quote | Quote

# mochrosi 2011-11-24 00:48
perlukah pada jaman sekarang ini memulyakan yang namanya habib atau keturunan nabi ini. sebab pada jaman sekarang ini kebanyakan habib sesat dari pada habib yang lurus connto seperti negara iran dan yaman ini negara habaib coba lihat ajarannya banyak yang menyembah-nyembah kuburan bahkan menganjurkan pada ummatnya. bagi saya apa bila ada orang membawakan suatu hujjah yang sesuai dengan alqur’an dan assunnah maka itu yang aku ambil meskipun yang menyampaikan seorang budak hitam.

Reply | Reply with quote | Quote

# @nur 2011-11-24 01:07
afwan ustadz,yang ngasih istilah “habib wahabi” itu dari mana?saya lebih seneng dengar istilah “habib sunni/salafi”

Reply | Reply with quote | Quote

# Abu Mujahid Amiruddi 2011-11-24 01:10
Mas Faisal, saya jadi tertawa membca postingan antum he he
Reply | Reply with quote | Quote

# hidup adalah pilihan 2011-11-24 13:46
pak ustad firanda ini kayaknya habib juga lho…hehehe
Reply | Reply with quote | Quote

# Mbah Gimun 2011-11-24 14:42
Quoting hidup adalah pilihan:
pak ustad firanda ini kayaknya habib juga lho…hehehe

kok tahu kalau beliau habib?
Karena dirimu telah menghabibkanku wkwkwkwk
Mnegigau nie ye
Reply | Reply with quote | Quote

# Antanan 2011-11-24 13:49
Habib-Habib yang berserakan di INdonesia banyak yang Majhul

Reply | Reply with quote | Quote

# abu jufri 2011-11-24 14:05
Ucapan seorang habib yang dhoif musti diluruskan dengan ucapan Habib yang shohih..
musti di beri penjelasan begini ustad karena mereka2 yang di Indonesia tidaklah mengenal habib melainkan dari habib yang sufi dan syiah.. mereka menamakan habib yang faham salaf memberantas bid’ah disebut habib wahabi yang…
Satu lagi mendapat pencerahan dari tulisan antum… Barakallahufikm
JAzakallah khair..
Reply | Reply with quote | Quote

# Ibnu Saleh 2011-11-24 14:39
alhamdulillah…..semakin terkuak kebenaran.
Barakallohu fiikum
Reply | Reply with quote | Quote

# Asep supriyadi 2011-11-24 16:56
tumben nih komentar dari HABIBIER’S belom nongol….
pada kebakaran sorban kaleee yach
Reply | Reply with quote | Quote

# abdiee 2011-11-24 17:55
sungguh banyak ilmu yg saya dapat dr blok ustadz, yg paling saya sukai adalah saya bisa tahu kalau syaikh al sudais adalah imam msjd harom, dan bisa mendengar suara bacaan beliau yg benar2 indah menggetarkan hati,wlau tidak secara langsung… semoga Allah memberi kesempatan untuk sy, keluarga dan seluruh kaum muslimin untuk bisa brangkat ke sana, sungguh indah alunan suaranya beliau, jazakallah khairan ustdz.
Reply | Reply with quote | Quote

# abdurrahmansaleh 2011-11-24 18:43
melihat isi site ini yg cukup ‘HOT’,
sekedar saran untuk admin firanda.com, untuk sering2 melakukan full backup terhadap site ini, karena rentan diserang hacker ynag dengki terhadap dakwah sunnah…
wallahu’alam
Reply | Reply with quote | Quote

# abu saad as salafy 2011-11-24 19:01
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah..kebenaaran pasti akan muncul dan kebatilan pasti akan musnah..ini sudah sunnatullah..an berterima kasih kepada Allah Ta’ala kemudian kepada antum ustadz, atas bantahan ini. semoga Allah Tabaaraka wa Ta’aala memberkahi ilmu, waktu, harta, n keluarga antum.
mereka ingin mematikan cahaya sunnah, akan tetapi Allah enggan melainkan menampakkan cahaya sunnah tersebut di muka bumi. mereka ibarat orang yang ingin menutup matahari dengan tangan mereka, mungkinkah?? jawabannya tidak mungkin…semoga Allah Ta’ala memberikan taufiq-Nya kepada antum n kita semua untuk tetap di islam dan sunnah dan mewafatkan kita di atas islam dan sunnah.
Reply | Reply with quote | Quote

# Abu Hisyam Albrebesy 2011-11-24 23:08
JAzakumullohu khoer ats tausiahnya, ana izin shared. semoga Alloh Subhanahu wa TA’ala menjaga antum & keluarga, amin
Reply | Reply with quote | Quote

# ali jufri 2011-11-24 23:48
Assalamualaikum ustadz firanda..

Ustadz kami mohon sudi kiranya artikel bantahan yang sarat dengan ilmu ini di bukukan mengingat propaganda dusta dari orang yang mengaku habib ini sudah keterlaluan, kasihan kaum muslimin dan pemuda yang jahil tertipu dengan orang ini dengan doktrin “sanad ilmu dan sanad nasab” (tanpa bukti) dan caci makinya terhadap ulama ahlussunnah wal jamaah..mengapa harus dibukukan? karena maslahatnya sangat besar ustadz tidak sedikit bahkan banyak orang bertobat dari kesesatan dan kebathilan lantaran membaca buku yang sarat dengan ilmu disamping itu juga bisa dijangkau oleh masyarakat kaum muslimin secara luas.. Mohon dipertimbangkan ustadz..

Berbahagialah kaum muslimin yang tidak tertipu oleh pengaku2 “habib” dengan doktrin “sanad ilmu”, “sanad keturunan”, “hafal sekian ribu hadits berikut matan bla..bla” tapi tidak terbukti
Reply | Reply with quote | Quote

# hamidy 2011-11-25 07:02
Jazakallahu khair wa barakallahu fiik yaa ustadz..
sungguh ini sebuah artikel yang bermanfaat buat kami.
ana setuju dengan pendapat sebagian ikhwan, semoga Al ustadz firanda bersedia dan mempunyai kelapangan untuk membukukan bantahan terhadap penyimpangan-penyimpangan ahlul bida’ yang dimaksud.
semoga Allah memberikan rahmatNya kepada sisa umur kita untuk ‘ittiba kepada assunnah dan mematikan kita di atas assunnah..allahumma aamiin.
Reply | Reply with quote | Quote

# hamba-Mu 2011-11-25 12:44
tak ada org yg smpurna, kesempurnaan hanya milik ALLah swt, semua pendapat … ya… pendapat … akal manusia
Reply | Reply with quote | Quote

# Abu Faeyza 2011-11-25 13:00
afwan ustadz … adakah kitab2 yang ustadz maksud di akhir artikel ini, di Indonesia dengan terjemahan bahasa Indonesia. Maklum ana belum bisa bahasa Arab … ustadz.
Reply | Reply with quote | Quote

# Ibnu Abdurrohim 2011-11-25 13:40
Assalaamu’alaykum..
Barokalloh fiikum…
sepertinya tanda tanda artikel terakhir ini, yang membahas kekeliruan habib munzir. Mudah mudahan di baca oleh para penggemarnya. sehingga bisa membuka mata mereka. menyadarkan mereka, terutama habibnya untuk kembali kepada ajaran kakek moyang nya, Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم. amin…..
Artikel ini sarat dengan ilmu. Sehingga manambah wawasan juga untuk kami.
mudah mudahan Allah senantiasa menjaga Ustadz Firanda dan adminnya firanda.com
Reply | Reply with quote | Quote

# Abu Faeyza 2011-11-25 14:07
jadi ingin liat Habib Munzir atau para pengikutnya membantah tulisan ini … :)
Reply | Reply with quote | Quote

# hokaido 2011-11-25 20:58
“inna akromakum indaAllahi atqokum” walaisa binasabikum.kita tak perlu mendewakan yg namanya nasab.semuanya adalah sama yg membedakan hanyalah TAQWA itu saja.
Reply | Reply with quote | Quote

# abu nazyla abna huma 2011-11-25 21:49
Assalaamualaiku m Ustadz,
waah, berarti Ustadz masih di Madinah nih yah? Ane gelombang 2 dan tgl 27 Nov 2011 baru akan meluncur ke Madinah.

Bagaimana cara menghubungi Ustadz setiba saya di Madinah? Ustadz bikin kajian2kah di Madinah?
Reply | Reply with quote | Quote

# fairuz alhabsyi 2011-11-25 23:08
Alhamdulillah.. masyAllah tabarakallah..
ini yang di tunggu tunggu.. jazakallah khairan wa barakallah fi ilmik ustdz..
jadi lebih optimis dpt jdoh yg semanhaj n senasab hihihi….

semoga bisa segera di bukukan, klo ada kata pengantar dr habaib salafinya bisa lbh mantap..
smoga di mudahkan aminn…
Reply | Reply with quote | Quote

# fairuz alhabsyi 2011-11-25 23:12
sangat bermanfaat.. masyaallah..
smoga bisa sgera di bukukan.. amiinnn
Reply | Reply with quote | Quote

# Majalah Masjid Kita 2011-11-26 00:22
subhanalloh
Reply | Reply with quote | Quote

# Dadang 2011-11-26 11:32
Assalamu’alaikum

Alhamdulillah, Salam kenal untuk semua saudara2… Saya hanyalah seorang Bani Adam. mampir disini untuk menambah ilmu…

Semoga Allah Subhanahuwa ta’ala mengampuni segala kesalahan kita dan menolong kita, serta menetapkan kita semua berada di Jalan-Nya yang Lurus. Amin

wassalam
Reply | Reply with quote | Quote

# abu luqman al madiun 2011-11-26 16:36
setuju untuk di buku kan
Reply | Reply with quote | Quote

# abu hudzaifah 2011-11-26 16:53
barokallahu fiik
Reply | Reply with quote | Quote

# abu khadijah 2011-11-26 20:39
Assalamu’alaikum ustadz, ana berfikir akan sangat bermanfaat bagi kaum muslimin di indonesia jika artikel ustadz yang ada di web ini yang berisikan bantahan thd sang habib di bukukan, dan akan sangat baik jika di cantumkan sambutan / kata pengantar dari para ahlu bayt yang ahlussunnah yang berada dimadinnah sebagai penguat materi kitab nya sehingga org indonesia yang kebanyakan lebih suka melihat figur keturunan rasululah akn terbuka mata hatinya dalam menimbang persoalan ini, semoga Allah memberikan hidayah bagi kaum muslimin indonesia agar dapat membedakan akidah dan ahlul bayt yang mana yang harus di ikuti, dan sang habib yang berada di indonesia ini bisa langsung lihat dan baca buku antum secara nyata, kalau perlu hadiahkan beberapa buku ke sekretariat majlis sang habib : )
Reply | Reply with quote | Quote

# Ibnu Abi Irfan 2011-11-27 20:16
Abu Khodijah

ana sangat setuju dengan usul antum. lalu diadakan juga acara bedah buku seperti yang sudah dilakukan asatidz salafiyun yang lain agar ada dialog dan interaksi langsung.

namun tanpa mengurangi rasa antusiame ana, kalo bisa ada ebook-nya juga dan bisa didonlot secara gratis, he5…
Reply | Reply with quote | Quote

# bejo 2011-11-27 00:27
Alhamdulillah, jazakallahu khoir atas artikel yg bermanfaat. Semoga Allah memberkahi ilmu dan menjaga antum sekeluarga ustadz.
Reply | Reply with quote | Quote

# febriy 2011-11-27 18:02
barakallahu fiik,
Ana senang sekali bantahan2 antum kpd habib mundzir ini, sudah lama ana tunggu koreksi terhadap kelompok ini, alhamdulillah Allah memudahkannya buat antum. Karen subhat nya cukup besar buat orang2 awam ust, jazakallahu khoiron

ana juga menunggu bantahan antum kpd ust Yusuf Manshur, tentang dakwahnya dia yang bertema sedekah melulu, krn ada saudara teman kantor ana yg dia mengeluarkan semua harta, gaji nya untuk fakir miskin dg harapan dapat balasan yg lebih,sampai menelantarkan anak nya, dan di dapati smua buku2 di kamar nya adalah tulisan ust(?)Yusuf manshur!! ana tunggu ust….
Reply | Reply with quote | Quote

# Abu Khalil 2011-11-28 01:36
Biar bagaimanapun para habaib yang sholeh tetap di muliakan.Jangan kita mengolok-olok habaib.Hormati ilmunya,selagi mereka bertaqwa kepada Alloh dan memuliakan Rasulullah.
Reply | Reply with quote | Quote

# ghuroba 2011-11-29 14:19
Quoting Abu Khalil:

Biar bagaimanapun para habaib yang sholeh tetap di muliakan.Jangan kita mengolok-olok habaib.Hormati ilmunya,selagi mereka bertaqwa kepada Alloh dan memuliakan Rasulullah.

Saya setuju pak, habib harus dihormati, tetapi juga tidak dikultuskan.
Reply | Reply with quote | Quote

# Hamba Alloh 2011-11-28 13:02
Klo aku yg awam hanya bingung ngeliat kemewahan hidup habib2 di skitarku pdhl tetangganya pada miskin. Tp bnyk bgt yg begitu mengidolakan,, weew,, heran bgt. Dilihat dari gaya hidup aja udh gk bener apalagi ajarannya! Niy keturunan Manusia Mulia, apa mw cari dunia pake nasab? Menjijikkan.
Reply | Reply with quote | Quote

# Ibn Hasan 2011-11-28 14:07
Alhamdulillah, memang keberadaan Habib di Indonesia memberi kontribusi kepada Pembodohan Ummat dan Mengajarkan Bid’ah dan Kesyirikan. Semoga dalam waktu ke depan Habib-habib Yang Sunnah datang ke Indonesia, untuk berdiskusi dengan Habib-Habib di Indonesia untuk meluruskan dan memberikan penerngan kepada ummat mengenai ajaran Syariat Islam Yang Murni.
Reply | Reply with quote | Quote

# Aa_April 2011-11-28 16:58
Ane sepakat dgn Ibn Hasan…Sekali-kali kita juga ngadain tabligh akbar yang ceramah adalah para Habaib yang ASLI….
Reply | Reply with quote | Quote

# Ibnu Abdurrohim 2011-11-28 17:20
Assalaamu’alaykum…
Kami mengharapkan agar Ustadz Firanda Hafidzahullah mau mendatangkan salah satu habib sunnah untuk ceramah di Indonesia.
Mudah mudahan …
Reply | Reply with quote | Quote

# abu khadijah 2011-11-28 19:47
menanggapi posting abu hasan, kayaknya bagus juga tuh kalau ada habaib ahlussunnah dari madinah , di undang tabligh akbar di msejid istiqlal jakart, dipublikasikan agar kaum muslimin bisa mengenal habaib ahlussunnah dan bisa menimbang habaib2 yang ada disini, semoga dengan cara ini dapat membuka hati kaum muslimin indonesia, kira2 siapa yang mau menyelenggaraka n ya ? : )
Reply | Reply with quote | Quote

# abunaufal 2011-11-29 13:27
Jazakallah khoir, Barakallahu fikum, semoga Allah memuliakan antum dengan ilmu antum, menjaga antum dan keluarga antum, semoga usaha antum benar-benar bisa merubah kondisi islam tanah air, terutama dikalangan anak muda yang makin memprehatinkan yang jauh dari sunnah, mereka lebih mengutamkan datang ke majelis2 “Dzikir & sholawatan” dari pada menghadiri seruan-seruan azan atau majelis majelis ilmu. Mereka sering me’label’i wahabi padahal tidak mengenal apa wahabi itu. Shubhannallah semoga usaha antum direspon masyarakat muslim indonesia yang merindukan surga. Amin
Reply | Reply with quote | Quote

# aba hanif 2011-11-29 13:32
afwan ustad, apa tdk lebih hikmah jika istillah habib wahabi adalah habib ahlusunnah… saya kwatir jadi fitnah bagi para awam…yg akhirnya menjauhi dakwah ini, karena mendengar ada nama wahabi…jika dakwah hikmah bisa didahulukan,knp tidak… semoga jd masukan.
Reply | Reply with quote | Quote

# mochrosi 2011-11-29 15:28
biar ada perbedaan mana yang habib ahli sunnah dan mana habib yang ahli bid’ah. karena semua pasti ngaku-ngaku ahli sunnah.
Reply | Reply with quote | Quote

# orang biasa 2011-11-29 23:41
saya pernah diajak utk mendengar ceramah habib di kwitang jakarta sktr th 2000. Ketika itu pikiran saya langsung BERANGGAPAN bhw jika demikian PASTI dia (habib) itu sangat dekat dengan Nabi tidak hanya NASAB tapi juga ILMU serta ANGGAPAN bahwa pasti yg disampaikan BENAR SEMUA. Begitulah anggapan saya ketika itu karena ke-AWAM-an saya. Saya sangat antusias & khusuk bahkan mencatat point2 isi ceramahnya dan saya 100% BERKHUSNUZHON terhadap sang habib bhw dia adl manusia yg paling dekat dengan Allah.
sy termsuk org yg berprestasi disekolah sejak SD, SMP, & Perguruan tinggi bahkan selama SMA & PT sy peroleh dari beasiswa, tetapi AKAL saya tidak bisa bekerja dg baik ketika berhadapan dgn sang habib ini sampai2 sy mengkultuskan dia, & akhirnya pengkultusan tsb sirna setelah sy mengenal dakwah yg haq ini…alhamdulillah. Berdasarkan hal tsb, sy sangat berharap bila usulan para ikhwan diatas bisa direalisasikan segera, yakni MENDATANGKAN HABIB SUNNAH utk dauroh di Jakarta, agar tidak ada anggapan bhw habib itu hanyalah spt habib2 semisal habib munzir, atau habib2 indonesia lainnya yg berpemahaman sama sampai2 terjadi pengkultusan. Saya mengusulkan agar ada diantara ust yg menterjemahkan buku bantahan Habib Doktor Kholduun Makky Al-Hasaniy. syukron…
Reply | Reply with quote | Quote

# Abu Maaya 2011-12-04 07:22
Saya kumpulkan artikel2 bantahan untuk Habib Munzir menjadi satu file dalam format pdf & ePub (untuk iPad/iPhone), silahkan download di sini:

http://islam.ibooks.tk/index.php?dir=/%21iPad%20iBooks
Reply | Reply with quote | Quote

# tendi 2011-12-08 02:06
Assalamualaikum ustad,

ana izin share artikel artikelnya

terima kasih
Reply | Reply with quote | Quote

# rando 2011-12-11 08:55
hasil donlod artikel di atas (dan juga artikel lainnya) tidak mencantumkan tulisan arabnya. apakah ada ikhwan yang tahu bagaimana sebaiknya mendonlod supaya sekalian dengan tulisan arabnya ?
Reply | Reply with quote | Quote

# rando 2011-12-11 08:56
maaf, maksudnya versi pdf-nya
Reply | Reply with quote | Quote

# irham 2011-12-12 01:04
syukran ,barakallah stadz ,

izin share ..
Reply | Reply with quote | Quote

# abu zainab 2011-12-12 08:35
PANDANGAN SUKARNO TENTANG PARA HABIB, Dalam suratnya yang ditujukan kepada A.Hasan, Sukarno berkata :
Endeh, 1 Desember 1934

Assalamu’alaiku m,

Jikalau saudara memperkenankan, saya minta saudara mengasih hadiah kepada saya buku-buku yang tersebut berikut ini: Pengajaran Sholat, Utusan Wahabi, Al-Muctar, Debat Talqien. Al-Burhan Complete, Al-Jawahir.

Kemudian, jika saudara bersedia, saya minta sebuah risalah yang membicarakan soal “sajid” (kalangan sayyid atau habaib, red). Ini buat saya bandingkan dengan alasan-alasan saya sendiri tentang hal ini. Walaupun Islam zaman sekarang menghadapi soal yang beribu-ribu kali lebih besar dan lebih rumit dari pada soal “sajid” itu, tetapi toch menurut keyakinan saya, salah satu kejelasan Islam Zaman sekarang ini, ialah pengeramatan manusia yang menghampiri kemusrikan itu. Alasaan-alasan kaum “sajid” misalnya, mereka punya “brosur kebenaran”, saya sudah baca, tetapi tidak bisa menyakinkan saya. Tersesatlah orang yang mengira, bahwa Islam mengenal satu “Aristokrasi Islam”. Tiada satu agama yang menghendaki kesamarataan lebih daripada Islam. Pengeramatan manusia itu adalah salah satu sebab yang mematahkan jiwa suatu agama dan umat, oleh karena pengeramatan manusia itu melanggar tauhid. Kalau tauhid rapuh, datanglah kebathilan!

Sebelum dan sesudahnya terima itu buku-buku yang saya tunggu-tunggu benar, saya mengucapkan terimakasih.

Wassalam,
Sumber http://www.voa-islam.com/counter/liberalism/2011/12/01/16866/suratsurat-soekarno-kepada-a-hassan-kekaguman-pada-wahabi/

Soekarno
Reply | Reply with quote | Quote

# budi santoso 2011-12-15 17:38
Klo menurut ustad2 disini ajaran asysyahadatain yg di pimpin oleh habih umar bin ismail bin yahya itu gemana yaaaa,,,
Reply | Reply with quote | Quote

# budi santoso 2011-12-15 17:49
https://www.facebook.com/pages/Nadzom-Asy-syahadatain-Habib-Umar-bin-ismail-bin-yahya/124781073110
Reply | Reply with quote | Quote

# paijo 2011-12-17 21:14
alhamdulillah semakin terkuak tentang kebenaran ajaran agama islam…

dan saya dapat menemukan nya temasuk di sini
izin share ustad…. :)
Reply | Reply with quote | Quote

# Yandi 2011-12-17 23:53
Masukan tadz :

Sebagaimana Habib Doktor Kholduun Makky Al-Hasaniy menulis bantahan terhadap karya tulisan Habib Al Jufri,sebaiknya ada juga Habib Ahlussunnah yang membantah beberapa tulisan yg sdh diterbitkan Habib Mundzir,tadz (tentunya tulisan berbahasa Indonesia)..krn jumlah jama’ahnya yg makin membesar,dan dikhawatirkan krn mereka terdiri dari pemuda2 yg ghirahnya tinggi,malah bisa menjadi racun yg merusak sunnah yg asli.

jazakalloh.
Reply | Reply with quote | Quote

# ayomee aghnia 2011-12-19 18:44
syukron ustadz…
barokallohu fiikum!
Reply | Reply with quote | Quote

# nokia 2011-12-23 14:05
Orang-orang kaum Khawarij di Indonesia ada ya?
Reply | Reply with quote | Quote

# abu quhafah ziyad 2011-12-26 15:33
alhamdulillah, melalui site ini ana tahu kalau ada habib-habib sunni pembela sunnah nabi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
ana pernah diajak masuk thoriqoh alawiyah oleh sdr ipar ana, tp ana tak mau krn sudah tahu sunnah walau sdikit. ana tak berani debat krn dia pandai sekali merngkai kata2. ana do’akan smg dia & taman2nya sekaligus habaibnya mendapat petunjuk dari Alloh ‘azza wajalla. Jazakallohu khoir, ustadz Firanda.

Reply | Reply with quote | Quote

# abu jihad 2011-12-30 17:50
ana izin share nya ustsad
Reply | Reply with quote | Quote

# Nurul Hidayat 2012-01-03 16:00
Habib juga manusia, bisa benar bisa salah. Tapi kalau salah wajib diluruskan, siapa yg meluruskan kesalahan habib? orang yg berkopmpetensi di bidangnya. Persoalannya mau tidak? kalo kealahannya diluruskan atau mengakui kesalahannya.
Reply | Reply with quote | Quote

# andi 2012-01-06 22:20
Ustad Mohon do”anya agar saya dan keluarga dan umumnya kaum muslimin di berikan kekuata dan keistiqomahan dalam beramal di atas sunnah Rosulullah
Reply | Reply with quote | Quote

# abu nufaisah 2012-01-11 01:57
assalamu’alaikum, sungguh artikel yg bermanfaat -walhamdulillah-, namun alangkah baiknya kalau judulnya tidak menggunakan “habib wahabi”, tp diganti dg yg lebih sesuai syar’i, sehingga benar2 ilmiah dan tidak terkesan kurang baik, barakallahu fiik.
Reply | Reply with quote | Quote

# tuhtam 2012-01-20 05:04
mana ada mas habib wahabi
bo’ong nya gede amat sih.
Reply | Reply with quote | Quote

# Ibnu Abi Irfan 2012-01-20 19:59
@Tuhtam

udah? segitu doang mas bantahannya? kalo begitu ana cukup segini doang menanggapi.
Reply | Reply with quote | Quote

# anoiy 2012-01-20 17:40
@tuhtam, emang menyakitkan kalo tahu kebenaran..
akhirnya seperti ajnda ini, gak terima kalo ternyata di arab sono banyak keturunan rasulullah (habib) yg pembela sunnah dan membenci bid’ah
Reply | Reply with quote | Quote

# najm 2012-01-20 21:57
apa maksudnya boongnya gede amat??

yang ngaku2 habib aja gak ada yang mendustakan, apa anda lebih tinggi dari habib??
Reply | Reply with quote | Quote

# roi 2012-01-23 14:53
saudara2 ku … si tuhtam itu ga tau pengertian habib, jelas skali kalo si tuhtam itu org bego kaya kebo,dungu punya sungu, jadi hanya nyruduk aje…heheheee
Reply | Reply with quote | Quote

# fatihf 2012-01-30 03:49
semoga ALLAH terus memberikan kekuatan buat ustadz firanda untuk terus memberantas semua kemungkaran di dunia ini. saya akan terus berusaha mendukung dan membantu jalan yang hak ini. tetap istiqomah ustadz
Reply | Reply with quote | Quote

# tes 2012-02-14 19:04
Ya Allah..
Tunjukilah kami jalan yang lurus,
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni’mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Reply | Reply with quote | Quote

# Rafa 2012-02-15 02:21
tumben dsni habibers ga muncul…hehe
Reply | Reply with quote | Quote

# abu najmutsakieb 2012-02-15 19:49
syukron ustadz atas artikel yang sangat bermanfaat ini…semoga allah menjaga ustadz dan keluarga. ana juga berdoa semoga allah ta’ala memberikan hidayah pada habib2 yg telah menyimpang dari al qur’an dan sunah rosulullah..
Reply | Reply with quote | Quote

SEKILAS TENTANG SALAFI WAHABI

Salafy Wahabi bukan saja gemar mengkafirkan orang lain di luar kelompoknya tetapi sesama Salafy saja mereka juga saling mengkafirkan..coba simak tulisan dibawah ini :

ketika saya hadir di Jalan Haji Asmawi Jakarta selatan ( tempat mankalnya salafy wahdah islamiyyah), Ustadz salafy wahdah bilang salafiyyin aliran turotsi itu hizbi antek PKS dan ikhwanul muslimin yang termasuk 72 golongan yang masuk neraka jahanam.

ketika saya hadir ditaklim salafy yang ada di masjid hidyatusalihin poltangan pasarminggu (geng salafy sururi), ustad-ustadz nya bilang kalau salafy wahdah islamiyyah adalah khawarij umat ini.

ketika saya hadir di masjid fatahillah (salah satu salafy yamani), ustadz salafy yamaninya bilang kalau salafy sururi, salafy haroki, salafy turotsi, salafy ghuroba, salafy wahdah islamiyyah, salafy MTA, salafy persis, salafy ikhwani, salafy hadadi, salafy turoby bukanlah salafy tapi salaf-i (salafi imitasi) yang khawarij, bidah dan hizbi.

Jafar Umar Thalib (salafy ghuroba) bilang kalau Abdul Hakim Abdat ( salafy turotsi)itu ustad otodidak yang pakar hadas ( najis) bukan pakar hadis

Muhamad Umar As Seweed ( salafy yamani) bilang kalau Jafar Umar Thalib itu ahli bidah dan khawarij. bahkan komplotan as Seweed bikin buku dengan judul ” pedang tertuju di leher Jafar Umar Thalib” yang artinya Jafar Umar Thalib halal dibunuh

Abdul Hakim Abdat (salafy turotsi) bilang kalau salafy Wahdah Islamiyyah itu sesat menyesatkan dan melakukan dosa besar (hanya) dengan mendirikan yayasan/organisasi.oragnisasi adalah hizbi.

salafy Wahdah Islamiyyah bilang kalau kalau salafy Yamani dan Abdul Hakim Abdat itu salafy primitif dan terbelakang yang hanya cocok hidup di jaman puba atau pra sejarah.

pokoknya tak terhitung lagi perseteruan antar salafy. dan….ini baru kisah perseteruan antar sesama salafy, belum lagi perseteruan salafy dengan NU, Persis, Muhamadiyyah, Majelis Rasulullah, PKS, DDII, tarbiyyah, Nurul Musthofa, HTI dan banyak lagi.

ironis sekali, salafy yang mengaku-ngaku anti perpecahan, anti hizbi kok malah berperan sebagai aktor utama perpecahan umat islam.juga sebagai biang kerok kekisruhan dikalangan ahlu sunnah. salafy sendirilah penyebab dakwah salafusalihin menjadi hancur berantakan.

Ironis sekali, ustadz-usyadz salafy indonesia yang konon belajar jauh-jauh dan lama ke timur tengah, tapi ditataran basic yaitu akhlak, sangat BEJAT DAN AROGAN.

mereka tak ubahnya seperti orang dungu narsis yang tenggelam di lautan tumpukan buku-buku tebal.

yah…keledai ditengah tumpukan buku-buku tebal tetap saja keledai.

jangan halangi dakwah salaf, biarkan salafy sendiri yang menghalangi dakwah salaf.

jangan memecah belah barisan salaf, karena barisan salaf akan berpecah belah dengan sendirinya dan secara alami.

jangan hancurkan salafy, karena cukup salafy sendiri dengan kesadaran penuh dan suka cita menghancurkan dirinya sendiri.

BEGINILAH TABIATNYA SALAFY / WAHABI
____________________________________________________________________________________________
Wahabi Salafy Pecah Belah

Salafi meyakini bahwa hanya ada satu golongan yang selamat dan masuk syurga, yakni salafi, dari sekian banyak golongan yang ada saat ini (73 golongan). Salafi menggunakan landasan hadits Nabi saw, berikut ini:
Umatku akan terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Semuanya masuk neraka kecuali satu golongan.”Ditanyakan kepada beliau: “Siapakah mereka, wahai Rasul Allah?” Beliau menjawab: “Orang-orang yang mengikutiku dan para sahabatku.” (HR Abu Dawud, At-Tirmizi, Ibnu Majah, Ahmad, Ad-Darami dan Al-Hakim).
Kemudian diperkuat lagi dengan kaidah yang mereka gunakan bahwa “Kebenaran hanya satu sedangkan kesesatan jumlahnya banyak sekali”, kebenaran yang satu ada pada salafi! Keyakinan ini berdasarkan hadits Nabi saw:
Rasulullah saw bersabda: ‘Inilah jalan Allah yang lurus’ Lalu beliau membuat beberapa garis kesebelah kanan dan kiri, kemudian beliau bersabda: ‘Inilah jalan-jalan (yang begitu banyak) yang bercerai-berai, atas setiap jalan itu terdapat syaithan yang mengajak kearahnya’
(HR Ahmad, Ibnu Hibban dan Hakim) lihat 1, hal 47-48
Kemudian beliau membaca ayat, yang artinya:
Dan (katakanlah): ‘Sesungguhnya inilah jalanku yang lurus maka ikutilah dia. Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa (Al-An’am 153).
Sehingga salafi meyakini bahwa semua golongan sesat, bid’ah, tidak selamat dan tidak masuk syurga.
Dengan keyakinan ini maka salafi merasa dirinya paling benar (karakter 1),
sedangkan ulama/golongan lain selalu salah, sesat dan bid’ah.

Sehingga golongan sesat dan bid’ah ini layak untuk dicela (karakter 2), harus diungkapkan semua keburukannya dan jangan diungkapkan secuil-pun kebaikannya, karena khawatir nanti diikuti oleh umat Islam. lihat 4, hal 28-29
Sehingga bertaburanlah dalam pengajian, daurah, seminar, buku-buku dan website-website salafi pernyataan bahwa hanya salafi-lah yang paling sesuai dengan as-sunnah dan celaan sesat dan bid’ah kepada ulama/golongan selain salafi.

Berpecah-belah sesamanya

Tetapi ada satu hal yang aneh dan sangat bertolak belakang dengan keyakinan diatas, pada saat kita mencoba lebih jauh mengenal salafi maka akan dijumpai fakta bahwa secara internal salafi berpecah-belah sesamanya.
Salafi yang satu meyakini bahwa dirinya paling benar dan yang lain sesat, sehingga mereka mencela salafi yang lain dan ditahdzir (diperingatkan) agar segera bertaubat. Sedangkan salafi yang dicela juga mengatakan hal yang sama, bahwa merekalah yang paling benar dan yang lain sesat.
Hal ini terjadi, kemungkinan besar karena karakter salafi yang merasa dirinya paling benar (karakter 1), sehingga sesama mereka sendiri saling berselisih, mau menang sendiri dan mencela satu sama lain (karakter 2).
Berikut ini beberapa pernyataan dari beberapa orang:

1. Abdurahman Wonosari:

Berkaitan dengan fitnah tahazzub, yang dinukilkan oleh Syaikh Muqbil bin Hadi, dengannya memecah-belah barisan salafiyyin dimana-mana, termasuk di Indonesia. Kemudian fitnah yang ditimbulkan oleh Yayasan Ihya’ ut Turots yang dipimpin oleh Abdurahman Abdul Kholiq serta Abdullah as Sabt.
Abdurahman Abdul Khaliq telah dinasihati secara keras dan sebagian Ulama’ menyebutnya sebagai mubtadi’. Adapun Jum’iyyah Ihya’ ut Turots dan Abdurahman Abdul Khaliq telah berhasil menyusupkan perpecahan sehingga mencerai-beraikan Salafiyyin di Indonesia. Apakah Jum’iyah Ihya’ ut Turots (disingkat JI) ini memecah-belah dengan pemikiran, kepandaian,gaya bicara mereka saja? lihat 6

2. Abu Ubaidah Syafrudin:

Bahkan sampai ta’ashub dengan kelompoknya, golongannya, sehingga menyatakan bahwa salafy yang murni adalah kelompok salafy yang ada di tempat fulani dan berada di bawah ustadz fulan. lihat 6
Perpecahan internal ini bisa sangat tajam, sehingga kata-kata yang diucapkan bisa sangat kasar, sehingga tidak layak diucapkan oleh seorang hamilud da’wah (pengemban da’wah),

3. Abdul Mu’thi:

Khususnya yang berkenaan tentang Abu Nida’, Aunur Rafiq, Ahmas Faiz serta kecoak-kecoak yang ada di bawah mereka. Mereka ternyata tidak berubah seperti sedia kala, dalam mempertahankan hizbiyyah yang ada pada mereka. lihat 6

4. Muhammad Umar As-Sewed:

Adapun Abdul Hakim Amir Abdat dari satu sisi lebih parah dari mereka, dan sisi lain sama saja. Bahwasanya dia ini, dari satu sisi lebih parah karena dia otodidak dan tidak jelas belajarnya, sehingga lebih parah karena banyak menjawab dengan pikirannya sendiri. Memang dengan hadits tetapi kemudian hadits diterangkan dengan pikirannya sendiri, sehingga terlalu berbahaya.

Ini kekurangan ajarannya Abdul Hakim ini disebabkan karena dia menafsirkan seenak sendiri dan memahami seenaknya sendiri. Tafsirnya dengan Qultu, saya katakan, saya katakan , begitu. Ya.., di dalam riwayat ini…ini… dan saya katakan, seakan-akan dia kedudukannya seperti para ulama, padahal dari mana dia belajarnya.
Ketika ditanyakan tentang Abdul Hakim , “Siapa?”, lalu diterangkan kemudian sampai pada pantalon (celana tipis yang biasa dipakai untuk acara resmi ala Barat, red), “Hah huwa Mubanthal (pemakai panthalon, celana panjang biasa yang memperlihatkan pantatnya dan kemaluannya itu)” lihat 2

5. Dzulqarnain Abdul Ghafur Al-Malanji:

KITA KATAKAN: apalagi yang kalian tunggu wahai hizbiyyun? Abu Nida’, Ahmas Faiz dan kelompok kalian At-Turatsiyyin!! Bukankah kalian menunggu pernyataan dari Kibarul Ulama’? Bahkan “kita hadiahkan” kepada kalian fatwa dari barisan ulama salafiyyin yang mentahdzir Big Boss kalian!! Kenapa kalian tidak bara’ dan lari dari At-Turats?! Mengapa kalian masih tetap menjilat dan mengais-ngais makanan, proyek-proyek darinya?! lihat 5
Walhasil, perpecahan diantara salafi terjadi beberapa kelompok dan diantara mereka merasa paling dirinya paling benar.

Kelompok-kelompok yang berpecah-belah dan saling menganggap sesat itu antara lain:

1. Kelompok Al-Muntada (sururiyah) yang didirikan oleh Salafi London yakni Muhammad Surur bin Nayif Zainal Abidin, kemudian di Indonesia membentuk kelompok Al-Sofwah dan Al-Haramain dengan pentolannya Muhammad Kholaf, Abdul Hakim bin Abdat, Yazid bin Abdul Qadir Jawwas, Ainul Harits (Jakarta) dan Abu Haidar (As-Sunnah Bandung).
Ini juga dari kedustaan dia, membangun masjidnya ahlul bid’ah, banyak ya…. Hadza Al-Sofwah, dan Yazid Jawwas mengatakan “Al-Sofwah itu Salafy”, padahal tadinya ketika dia masih sama kita dia mengatakan bahwa Al-Sofwa itu ikhwani, Surury, tapi ketika dia bersama mereka sudah meninggalkan Salafiyyin, terus omongnya sudah lain.
Sehingga apa yang mereka sebarkan dari prinsip-prinsip ikhwaniyyah dan Sururiyyah ini, adalah sesuatu yang bertolak belakang dengan Sunnah Rasulullah, dan bertentangan dengan 180 derajat. lihat 2

2. Kemudian kelompok Jami’yatuts Turots Al-Islamiyah (lembaga warisan Islam) yang didirikan oleh salafi Kuwait Abdurrahman Abdul Khaliq, di Indonesia membentuk kelompok Ma’had Jamilurahman As-Salafy dan Islamic Center Bin Baaz (Jogya) dengan pentolannya Abu Nida’, Aunur Rafiq Ghufron (Ma’had Al-Furqan Gresik), Ahmad Faiz (Ma’had Imam Bukhari Solo), dll.

Lantas bagaimana menyikapi orang-orang at Turots/Abu Nida’ cs ini ?
Syaikh Muqbil memberikan kaidah tentang orang-orang yang padanya ada pemikiran hizbiyah, bahkan Abdurahman Abdul Kholiq dicap adalah mubtadi’. Dengan keadaan Abu Nida’ yang demikian, apakah sudah bisa memastikan bahwa Abu Nida’ adalah hizbi ? Ya (Syaikh Yahya al Hajuri).

Disinilah perlunya membedakan antara Salafiyyin dan At Turots, sebagaimana Allah tegaskan tidak akan sama orang yang berilmu dan beramal, dibanding orang yang beramal dengan kejahilan. lihat 6

3. Ada lagi kelompok salafi lain seperti FK Ahlussunnah wal jamaah dan Lasykar Jihad yang didirikan oleh Ja’far Umar Thalib, yang juga dianggap sesat oleh salafi lainnya.

Beberapa komentar dari mereka :

Abdurahman Wonosari:
Sebagian orang menganggap kita yang telah berlepas diri dari kesesatan Ja’far Umar Thalib (JUT). Namun ketika jelas setelah nasihat dari para Ulama’ atas JUT, namun dia enggan menerimanya bahkan justru dia meninggalkan kita, maka Allah memudahkan kita berlepas diri daripadanya. Bahkan memudahkan syabab kembali kepada Al Haq, tanpa harus bersusah-payah. Padahal sebelumnya, banyak yang ingin menjatuhkan JUT dari sisi akhlak dan muammalahnya.
Qadarallah, selama ini kita disibukkan dengan jihad (th 2000 – 2002), yang dengan jihad tercapai kebaikan-kebaikan, tidak diingkari juga adanya terjerumusnya dalam perkara siyasah/politik. Dan hal ini, membikin syaikh Rabi’ bin Hadi menasehatkan dengan menyatakan : “Dulunya jihad kalian adalah jihad Salafy, kemudian berubah menjadi jihad ikhwani.”

Mendengar peringatan yang demikian, alhamdulillah, Allah sadarkan kita semua, langsung bangkit dan kemudian berusaha membubarkan FKAWJ (Forum Komunikasi Ahlusunnah wal Jama’ah, red) dan menghentikan komandonya JUT (Laskar Jihad Ahlusunnah wal Jama’ah, red). Alhamdulillah.

Kemudian kelompok salafi lainnya Ponpes Dhiyaus Sunnah (Cirebon) dengan Muhammad Umar As-Sewed. lihat 2 dan 6
Kelompok yang satu ini merasa salafi yang paling asli diantara salafi-salafi asli lainya, karena merujuk kepada ulama-ulama salafi Saudi.

Saking kerasnya pertentangan diantara kelompok salafi itu, mereka memperlakukan kelompok salafi lain telah keluar dari salafi dan dianggap sesat dan bid’ah oleh salafi lainnya.

Muhammad Umar As-Sewed (Cirebon):
Dalam syarhus Sunnah dalam aqidatus salaf ashabul hadits, kemudian dalam Syariah Al-Ajurry, kemudian Minhaj Firqatun najiyah Ibnu Baththah, itu semua ada. Yang menunjukkan mereka semua sepakat untuk memperingatkan ummat dari ahlul bid’ah dan mentahdzir ahlul bid’ah, membenci mereka, menghajar mereka, memboikot mereka dan tidak bermajlis dengan mereka, itu sepakat. Sehingga apa yang mereka sebarkan dari prinsip-prinsip ikhwaniyyah dan Sururiyyah ini, adalah sesuatu yang bertolak belakang dengan Sunnah Rasulullah, dan bertentangan dengan 180 derajat.

Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, di negara-negara Arab-pun juga demikian, diantara ulama salafi sendiri meng-klaim merekalah salafi yang asli dan harus diikuti, sedangkan yang lain sesat dan harus dihindari pengajian-pengajian, buku-buku dan kaset-kasetnya. Salafi yang merasa asli menyatakan bahwa merekalah pengikut shalafush shalih yang benar, sedangkan salafi yang lain hanya mengaku-ngaku saja sebagai salafi. Begitu juga sebaliknya!
Kelompok ulama mereka pun terpecah.

Ada kelompok ulama semisal Abdullah bin Abdil Aziz bin Baz, Shalih bin Fauzan Al Fauzan, Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Muhammad bin Rabi’ Al-Madkhali, dll. (Saudi), Muqbil bin Haadi, Yahya Al-Hajuri (Yaman), Muhammad bin Abdurrahman Al-Maghrawi (Maroko), Falah bin Ismail, Falah bin Tsani As-Su’aidi, Walid Al-Kandari, Mubarak bin Saif Al-Hajiri (Kuwait).

Disisi lain terdapat pula ulama salafi yang mereka anggap sesat semisal Abdurrahman Abdul Khaliq (Kuwait), Muhammad Quthb (ex IM yang dianggap masuk salafi), Muhammad Surur bin Nayif Zainal (London), dll. lihat 5 Abdurrahman Abdul Khaliq misalnya, beliau mendirikan Jami’yatuts Turots Al-Islamiyah (lembaga warisan Islam) di Kuwait juga menggunakan landasan yang sama sebagai salafi, yakni menyatukan langkah dengan menjadikan Al-Quran dan as-sunnah serta mengikuti salafush shalih sebagai sumber tasyri’, mengembalikan setiap persoalan kepada kalamullah dan rasul-Nya.

Tetapi Abdurrahman Abdul Khaliq dianggap sesat dan bid’ah oleh salafi yang lain, karena beliau membentuk hizbi.
Begitu juga Muhammad Surur bin Nayif Zainal Abidin yang mendirikan Al-Muntada di London, juga mengaku sebagai salafi. Tetapi karena beliau mengkritik dengan keras kebijakan kerajaan Saudi yang bersekutu dengan kafir AS untuk memerangi Iraq pada perang teluk, beliau juga mencela ulama-ulama yang menjadi budak kerajaan Saudi dengan mecari-carikan dalil yang sesuai dengan kebijakan penguasa kerajaan. lihat 4, hal 78-82 catatan kaki Disamping itu beliau menggunakan prinsip Ikhwanul Muslimin: “Nata’awan fima tafakna wa na’dziru ba’dina ba’don fi makhtalahna” atau “Kita saling kerjasama apa yang kita sepakati dan kita hormat-menghormati saling memaklumi apa yang kita berbeda”. Sehingga beliau dianggap sesat dan bukan lagi sebagai salafi.

Sungguh menggelikan, satu-satunya golongan yang mengaku selamat dan masuk syurga, menganjurkan umat Islam untuk tidak berpecah-belah dan hanya menyatu dalam satu golongan saja (salafi), serta menganggap golongan lain sesat dan bid’ah. Tetapi secara internal berpecah-belah sesamanya, baik di Indonesia maupun di daerah Arab dan sekitarnya.
Sangat kontradiksi bukan?, disatu sisi menganjurkan umat Islam untuk bersatu tetapi disisi lain internal salafi berpecah-belah. Kecenderungan salafi untuk mencela golongan lain sebagai sesat dan bid’ah sehingga “terkesan” salafi memecah belah persatuan umat, apakah hal ini dimaksudkan karena mereka tidak rela bahwa hanya salafi saja yang berpecah-belah, sedangkan golongan lain tidak? Silahkan nilai sendiri! Wallahua’lam

Khatimah:
1.1. Karakter salafi berupa “Merasa dirinya paling benar” (karakter 1) dan kebiasaan “mencela golongan/ulama lain” (karakter 2) yang berseberangan pendapat dengan mereka bukanlah issu semata, tetapi dapat dibuktikan melalui fakta yang terjadi diinternal salafi sendiri.

2.2. Karakter salafi yang merasa paling benar sendiri, menimbulkan perpecahan internal salafi. Ini merupakan hal yang wajar, golongan manapun jika mendahulukan egoisme dan hawa nafsu belaka maka akan berpecah-belah.
Sedangkan golongan-golongan Islam lain, tidak mengalami perpecahan internal separah yang dialami salafi, bahkan secara internal mereka solid. Kita bisa merujuk kepada NU, Muhammadiyah, Ikhwanul Muslimin/Tarbiyah/PKS, Hizbut Tahrir, Persis, Al-Irsyad, Jamaah Tabligh, dll, mereka lebih tahan terhadap perpecahan internal karena karakter mereka memang beda dengan salafi (karakter 1 dan 2)

3. 3. Perpecahan salafi menjadi beberapa kelompok antara lain: kelompok Al-Sofwah & Al-Haramain Jakarta; Imam Bukhari Solo, Al-Furqan Gresik, Islamic Center Bin Baaz & Jamilurahman As-Salafy Jogya; FKAWJ & Lasykar Jihad Jakarta; Dhiyaus Sunnah Cirebon. Ini belum termasuk kelompok salafi yang telah ditahdzir dan kemudian taubat, tetapi tidak bergabung dengan salafi “asli” dan membentuk kelompok sendiri.

4. 4. Orang awam yang baru mengenal salafi menjadi kebingungan, bagaimana mungkin satu golongan yang meyakini selamat dan masuk syurga, tetapi secara internal mereka sendiri berpecah-belah. Lantas mana golongan salafi yang asli, yang selamat dan masuk syurga itu?. Kembali kepada kaidah yang diyakini salafi: “Kebenaran hanya satu sedangkan kesesatan jumlahnya banyak sekali”, maka berarti salah satu salafi saja yang asli dan yang lain sesat dan bid’ah, atau bisa jadi semuanya salafi palsu!

5. 5. Dengan memahami karakter asli salafi, kita bisa berlapang dada jika dicela sesat dan bid’ah oleh salafi, karena jangankan kelompok non salafi sesama salafi sendiri saja saling mencela sebagai sesat dan bid’ah.
Lantas apakah perlu dilayani jika anda dicela sesat dan bid’ah?

Ajaklah kaum salafi untuk diskusi dengan ilmu dan akhlak, karena tidak ada gunanya berdiskusi dengan orang mengabaikan akhlak dan merasa paling benar sendiri dan golongan lain selalu salah. Diskusi yang sehat adalah untuk “mencari kebenaran bukan kemenangan”, mencari hujjah yang paling kuat (quwwatut dalil). Jika meyakini hujjah lawan diskusi lebih kuat maka dengan lapang hati menerimanya, tetapi jika tidak ada titik temu dalam diskusi maka masing-masing harus menghargai perbedaan ijtihadnya.

Maraji’:
1. Risalah Bid’ah, Abdul Hakim bin Amir Abdat
2. http://www.salafy.or.id: manhaj:”Sururiyyah terus melanda muslimin Indonesia”, Abu Dzulqarnain Abdul Ghafur Al-Malanji
3. Lihat juga http://www.assunnah.or.id
4. Menepis penyimpangan manhaj dakwah, Abu Abdillah Jamal bin Farihan Al-Haritsi
5. http://www.salafy.or.id, manhaj: Ulama berbaris tolak JI (Jum’iyah Ihya’ ut Turots), Abu Dzulqarnain Abdul Ghafur Al-Malanji
6. http://www.salafy.or.id, manhaj: “Bahaya jaringan JI dari Kuwait dan At Turots”, Abdul Mu’thi, Abu Ubaidah Syafrudin dan Abdurahman Wonosari
7. 10 wasiat bekal aktifis dakwah dan harokah, Abdurrahman Abdul Khaliq
8. Mendudukkan antara sunnah dan bid’ah, Lajnah Ihya’ut Turats Al-Islamiy
9. Lihat juga http://www.atturots.or.id
10. Lihat juga www25.brinkster.com/salafyoononline/